Thursday, March 22, 2007

Kisah Nini


*Part II – The support*
Sabtu, 6 Januari 2007 – Minggu, 7 Januari 2007

Jam 5 pagi aku pulang ke Cilandak, setelah tidur di rumah sakit beberapa jam saja malam itu. Aku telfon teman-teman Nini, terutama teman senam osteoporosisnya di senayan (senam PKO) yang biasanya berangkat senam sekitar jam 5 pagi, untuk memberitahu kabar Nini. Mereka semua terkejut dan turut sedih..

Aku mandi dan sampai lagi di rumah sakit sekitar pukul 9 pagi. Ruang tunggu ICCU sudah ramai.. banyak sekali yang datang menjenguk Nini, sejak Sabtu pagi itu sampai hari Minggu.. Keluarga besar – bahkan yang dari luar kota pun datang hari itu, teman dan sahabat dari masing-masing oom, tante, dll, termasuk teman-temanku. Teman-teman Nini dari berbagai kelompok pertemanan juga datang.. ada teman-teman senam PKO, ibu-ibu kompleks cilandak, teman SMP Putri Solo, dll. Walau mereka juga sudah lanjut usia dan tidak mudah untuk mereka datang menjenguk Nini, tapi masih mereka usahakan.

Telfon dan sms untuk kami masing-masing juga tak henti berbunyi untuk menanyakan kabar dan perkembangan Nini, dari teman masing-masing dan saudara-saudara yang lain.

Aku teringat pesan Nini tentang fotonya di pernikahan Banu dan Intan di bulan Juni tahun lalu (2006).. ada 1 foto Nini sendiri dan memang Nini tampak cantik dan bagus sekali di sana. Nini waktu itu pesan, “nek aku mati, fotone sing iki wae…” (kalau aku meninggal, fotonya yang ini aja..). aku save foto itu di flask disk, dan dengan berat hati kukasih ke Oom.. in case needed…

Nini sendiri belum ada perkembangan. Bergantian kami menemani Nini di dalam ruangannya, sekalian mengantar keluarga dan kerabat yang datang menjenguk Nini. Sering kali kaki dan tangannya bergerak-gerak. Aku takut kalau itu reaksi Nini atas rasa sakit yang dia rasakan.. semoga tidak.. mungkin juga itu hanya reaksi motorik yang tak terkontrol.. entahlah..

Terkadang, kalau aku sedang di dekatnya, mengajaknya ngobrol atau berdoa untuknya, entah lah, kaki dan tangannya kadang bergerak lebih keras dari biasanya. Apa itu juga reaksi karena dia tau akan keberadaan anak dan cucunya di sekitarnya? Kita semua tidak tau.. tapi kita tetap berkomunikasi dengan Nini, siapa tau dia bisa mendengar kita. Nothing to loose..

Hari terasa lama dan panjang… makan bergantian, pulang malam sekali dari rumah sakit. Pagi hari langsung ke rumah sakit lagi. Di rumah hanya ‘numpang’ tidur. Pikiran kami semua terpusat untuk Nini.

No comments: